Membuat pupuk organik dengan menggunakan limbah darah

Bahan-bahan yang diperlukan :

Darah sapi 1 bagian (setengah liter)

EM 4 1/5 bagian dari darah

Gula ½ kg

Air 20 bagian ( 10 liter)

Saya mencoba membuat pupuk dengan media darah sapi. Darah merupakan limbah yang kurang dimanfaatkan. Di Bali , walaupun ada makanan yang menggunakan darah sebagai salah satu campuran , -sampai saat ini- darah masih bisa didapatkan secara gratis dipedagang daging.

Pertama-tama saya melakukan proses fermentasi dengan menggunakan , bakteri fermentasi EM 4. Fermentasi dilakukan pada wadah jerigen plastik. Semua bahan diatas dimasukkan jadi satu pada jerigen. Lalu ditutup rapat-rapat sehingga tidak ada udara yang masuk. Kocok jerigen kuat-kuat sehingga semua bahan tercampur rata.

Tidak berapa lama jerigen akan mengembung. Hal ini berarti proses fermentasi sedang berlangsung. Untuk mengurangi tekanan jerigen , tutup jerigen dapat dilonggarkan sampai udara keluar. Lalu ditutup kembali rapat-rapat. Tutup jerigen jangan dibuka terlalu lama , untuk menghindari kontaminasi dari luar. (ingat proses pembuatan tape! Tidak boleh dibuka-buka sebelum tape masak) . Untuk menyiasati agar dalam pembuatan pupuk kita tidak perlu membuka-buka tutupnya, ada cara sederhana yang dapat dilakukan. Lubangi tutup jerigen. Lalu masukkan selang kecil . Selang berfungsi menyalurkan udara keluar. Masukkan ujung selang satunya kedalam wadah yang berisi air. Sehingga tidak ada kontak dengan udara luar. Agar tidak terjadi kebocoran , tutup rongga pada hubungan antara tutup jerigen dengan selang dengan lilin mainan. Lilin mainan akan menutup rongga kecil tersebut.

Proses fermentasi akan terjadi selama 14 hari . Setelah empat belas hari , dalam kondisi yang tertutup rapat pupuk tahan selama 3 bulan. Setelah itu , pupuk tetap dapat digunakan , namun dengan kualitas yang telah menurun.

Setelah proses fermentasi selesai, akan tercium bau seperti bau tape. Warna pupuk merah. Untuk menghilangkan warna merah dilakukan dengan menggunakan metoda aerasi , yaitu menggunakan bakteri, dan jamur aerob. Dengan proses lebih lanjut ini maka akan didapatkan pupuk dengan warna yang lebih jernih. Dan manfaat yang yang lebih optimal.

Metoda aerasi akan memperkaya pupuk dengan bakteri , jamur dan mikroba lain yang bermanfaat bagi tanaman. Pupuk yang telah diaerasi akan sangat bermanfaat apabila disemprotkan pada bagian bawah daun sehingga merangsang stomata untuk membuka lebih cepat. Disamping itu , menurut sumber di internet ( http://www.composttea.com/earth_tea.htm), pupuk tersebut juga dapat mengurangi timbulnya penyakit pada tanaman. Meningkatkan kualitas rasa pada sayur dan buah. Meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dari tanaman karena mikroba membantu menyediakan nutrisi yang siap diserap tanaman.

Tags:

8 Responses to “Membuat pupuk organik dengan menggunakan limbah darah”

  1. Bagus Kelana Says:

    artikel yg cukup menarik
    sumber dari mana?
    salam kenal

    wassalamu’alaikum

  2. Nyoman Ashita Nugraha Says:

    Menarik sekali experimen ini tetapi kurang jelas.Ada beberapa pertanyaan:
    Berapa lama fermentasinya?
    Berapa lama bisa disimpan pupuk ini?
    Berapa dosis pemakaiannya?
    Serta apakah perlu dicampur air lagi kalau memakai pupuk ini?
    Apakah bisa dipakai untuk tanaman baru misalnya masih kecil dipesemaian atau polybag?

  3. sanuma Says:

    wah..sangat menarik..
    tapi bisa nggak kalo pake darah ayam…?
    masalahnya saya bekrja di rumah pemotongan ayam?

    thx sanuma

  4. Nyoman A.nugraha Says:

    Artikel yg sangat menarik.saya mohon info yg lebih details karena saya juga lagi intensive membuat percoban membuat pupuk darah sapi.Kelihatannya memang sangat bagus tetapi percobaan ini masih perlu waktu menunggu hasilnya karena tidak bisa cepat. Saya membuat percobaan untuk tanaman buah2an durian,srikaya,sirsak,jambu dll. sampai saat ini memang cukup bagus tetapi tidak bisa dipakai untuk tanaman bibit yg baru ditanam karena pupuk ini agak keras. Dosisnya harus dicari yg cocok supaya jangan mengakibatkan kematian bagi tanaman baru.Salam

  5. imam r Says:

    nice, tolong dilengkapi data kandungan N, P dan K dalam darah sapi. tks

  6. niki Says:

    mau bertanya? yang digunakan darah sapi murni atau limbah darah sapi? jika difermentasi apa tidak menghasilkan gas metan yang bersifat toksik? bagaimana jika bukan difermentasi tetapi hanya perendaman sehinga menjadi proses aerob…?mohon jawabannya untuk skripsi saya…

  7. agus Says:

    mas aq sangat terispirasi dengan artikel akan aq coba , mkasih banyak atas informasix

  8. xarelldistro Says:

    Kalau aplikasi ke perikanan bisa ga yah? Seperti membibis pakan ikan (pelet) dengan cairan tersebut.

Leave a comment